Numismatik Hobi dan Koleksi

Mengenal Numismatik, Hobi dan Koleksi Benda Sejarah

Berbeda tren dari kidult, numismatik ini telah hadir lebih dahulu sebagai hobi dan koleksi barang-barang kuno dan bersejarah. Salah satu contoh numismatik adalah mengoleksi uang kuno—uang kertas maupun uang koin yang disimpan karena memiliki value atau kenangan tertentu. Kenapa hobi numismatik bisa populer di dunia kolektor? Karena hobi yang sedang mereka jalani memiliki tujuan mengagumi sebuah mahakarya sejarah yang ada di baliknya. Tapi, tahukah kamu apa itu numismatik? Kalau belum simak ulasannya di bawah ini ya.

Pengertian Numismatik

Numismatik merupakan suatu kegiatan koleksi atau mengumpulkan benda-benda di masa lalu yang memiliki nilai sejarah seperti uang kertas, uang koin, token, maupun benda lain yang berhubungan dengan benda/aset yang pernah beredar dan digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Hobi mencari uang kuno ini bernama numismatik, dengan mempelajari berupa sejarah mata uang, pembuatan, ciri khas, variasi, pemalsuan, hingga ke geopolitik. Sedangkan kolektor atau pehobi yang melakukan numismatik adalah numismatis. Para numismatis menjadikan numismatik cenderung lebih kepada mengoleksi uang lama atau uang kuno sebagai investasi. Dengan bentuk kekaguman dan ketertarikan pada tiga hal, yaitu desain kuno, nostalgia di masa lalu, dan ketertarikan cerita di balik uang tersebut (sejarahnya). Mereka menemukan kesenangan, kepuasan, hingga menjadikan aset untuk dilengkapi satu per satu.

Awal Kehadiran Numismatik

Koin Kuno Numismatik

Numismatik atau numismatika mengacu kepada studi dan analisa tentang penggunaan uang dengan koleksi berbagai jenis koin bersejarah. Diketahui kemunculannya jauh sebelum abad ke-19, numismatik menjadi hobi dan koleksi pengumpulan mata uang yang pernah ditemukan. Dimana para penikmat seperti bangsawan, elit agama hingga para penguasa. Selama kekaisaran Romawi, Caesar Augustus, mengumpulkan koin dari berbagai wilayah untuk digunakan sebagai pengungkit negosiasi perdagangan atau diberikan sebagai cinderamata tamu agung-nya.

Baca juga:

Berbeda dengan era Renaisans—peningkatan numismatik lebih besar ketika orang Eropa mulai menggemari hobi dan koleksi dari peradaban sebelumnya. Melansir Investopedia, koin dengan berbagai ukiran gambar binatang, dewa-dewi, mitologi, hingga penguasa cukup populer. Sehingga cendekiawan Italia bernama Renaisans menjadi kolektor benda bersejarah dan sebagai numismatis abad ke-14.

Seiring waktu, numismatik yang semakin populer di kalangan masyarakat mulai didedikasikan sebagai sebuah studi, penelitian dan literasi kemajuan ilmu numismatika. Contoh paling dekat dari sejarah, The American Numismatic Society—didirikan pada 1858 di New York City—menjadi satu dari sekian organisasi yang mendorong publik terhadap investasi koin, medali, hingga mata uang. Alhasil, gencarnya penelitian hobi dan koleksi benda bersejarah telah mengusahakan lebih dari 800 ribu benda yang berasal dari abad 650 sebelum masehi. Sehingga, mereka dapat membuka dan menawarkan perpustakaan numismatika yang dapat menampung lebih dari 100 ribu hobi dan koleksi artefak dan buku.

Selain The American Numismatic Society yang gencar meneliti numismatika, terdapat beberapa organisasi besar lainnya, yaitu Ancient Coins Collectors Guild, The Canadian Numismatic Association, The Czech Numismatic Society, Archaeological Institute of America, The Israel Numismatic Society, International Numismatic Comission/Commission Internationale de Numismatique, Oriental Numismatic Society, The Royal Numismatic Society, The Professional Numismatists Guild, The Royal Numismatic Society of New Zealand, The Numismatic Association of Australia.

Numismatik Jadi Sarana Edukasi Sejarah

Berawal dari cerita dibalik terbitnya uang kertas dan uang koin, numismatik bisa menjadi sarana edukasi sejarah bagi mereka yang ingin mengenal lebih dalam. Salah satu cerita sejarah Pemerintah Hindia Belanda di Indonesia, melalui De Javasche Bank—mengeluarkan uang kertas bergambar wayang dengan tujuan mendapat simpati dari penduduk Indonesia—terutama yang berada di Pulau Jawa. Pada tahun 1942, Jepang pun menginvasi Hindia Belanda. Selama masa pendudukannya, Pemerintah Jepang juga mengeluarkan dua jenis mata uang kertas untuk diedarkan di wilayah Hindia Belanda, yaitu: Dai Nippon Teikoku Seihu dan De Japansche Regeering.

Kemudian dari pribumi, awal peredaran Oeang Republik Indonesia (ORI) pada tahun 1946—saat itu masih terdapat kendala pendistribusian ke daerah-daerah. Sehingga beberapa daerah pun harus membuat ORI sendiri dengan persetujuan pemerintah pusat sebagai alat tukar sementara yang dikenal dengan istilah ORIDA (Oeang Republik Indonesia Daerah). Hampir dua dekade setelah menerbitkan ORIDA, pemerintah kembali menerbitkan uang kertas seri Sukarelawan—saat konfrontasi Indonesia-Malaysia pada tahun 1964—untuk mengkampanyekan dan menyuarakan semangat Dwikora.

Saat ini, mata uang Indonesia menjadi alat tukar yang sah juga di beberapa negara. Selain itu mata uang Republik Indonesia digunakan pula sebagai sarana edukasi nasionalisme para pahlawan, pejuang, maupun budaya. Uang kertas pada umumnya bergambar pahlawan nasional, kekayaan alam dan budaya, hingga pemerintahan, membuktikan adanya cerita atau kisah sejarah yang terus dikenang sebagaimana mestinya.

Numismatik Bisa Jadi Investasi

Koleksi dan Hobi Numismatik

Seiring berjalannya waktu dan prinsip kelangkaan benda sejarah dan uang kuno dapat dijadikan sebagai aset untuk meningkatkan value di masa mendatang. Ada dua hal yang dapat mempengaruhi value investasi benda sejarah seperti uang kuno. Pertama adalah tingkat kelangkaan barang atau benda tersebut. Semakin langka barang itu, semakin tinggi dan diminati para kolektor (numismatis). Kedua adalah kondisi fisik barang. Semakin baik menjaga kondisi benda sejarah, semakin tinggi pula harga yang dapat ditawarkan—mengingat butuh waktu lama merawat dan menjaganya tetap baik.

Namun, nilai suatu benda sejarah bukan sekedar langka dan fisik yang baik, tetapi ada jenis lain yang membuat value investasi koleksi benda sejarah semakin tinggi. Jenis itu adalah kondisi misprint atau miscut—uang atau barang yang mengalami salah cetak atau potong dalam produksinya. Kelalaian ini bisa menjadi hal unik dan menarik bagi sebagian numismatis. Sedangkan untuk nomor seri yang unik pada benda tersebut juga dianggap sebagai investasi yang tinggi. Peredaran yang pastinya langka dari kedua jenis ini dapat menaikkan harga benda sejarah serta histori yang terkandung di dalamnya.

Dimana bisa mendapatkan benda sejarah atau uang kuno? Benda sejarah atau uang kuno yang bisa dicari oleh numismatis melalui online maupun offline di dalam dan luar negeri. Banyak kolektor hobi numismatis di seluruh penjuru dunia.

Tertarik Menjadi Numismatis?

Setelah mengenal numismatik dan sejarah yang terkandung didalamnya sampai nilai yang bisa didapatkan, tentu rasa penasaran dan ketertarikan untuk menjadi numismatis bisa tercipta setelah membaca artikel ini. Namun, ketika kamu tertarik untuk mengenal numismatik dan menjadi salah satunya, kamu bisa pelajari buku, referensi, dan literatur numismatik, atau bisa bergabung langsung dengan komunitas numismatik yang ada di dalam dan luar negeri.

Mengoleksi benda sejarah dan uang kuno adalah kesenangan sekaligus mengasah informasi yang terdapat didalamnya. Selain itu, numismatik menjadikan investasi yang menyenangkan kala kamu dapat menemukan tempat yang tepat di sekitar atau belajar hobi dan koleksi bareng FanGir.com!

Disclaimer:

FanGir adalah perusahaan asal Indonesia yang beroperasi di industri ritel dan merchandise sejak tahun 2019. FanGir mendukung berbagai layanan dan pengalaman baru menikmati hobi dan koleksi dari artis, atlet, hingga profesional dengan produk memorabilia berlisensi resmi. Saat ini FanGir telah menjadi mitra produksi kartu trading card dan jersey bertanda-tangan dari APPI (Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB), khusus para pemain, tim, hingga legenda sepakbola nasional. Baru-baru ini FanGir juga merangkap sebagai ‘supporting-event’ dari berbagai aliansi hobi dan koleksi Indonesia yang tergabung dalam “Gimme A Break”.

Back to blog