Dalam strategi atau taktik sepak bola, terdapat posisi legendaris yang mulai tersingkir dan kehilangan peran penting sejak evolusi formasi yang lebih beragam. Dimana sepak bola modern memiliki transformasi yang berbeda dari sepak bola sebelumnya (di masa lalu). Sebut saja posisi legendaris satu ini, libero, yang telah dikenal pada dekade 1960-an. Era saat tim Italia harus bertanggung-jawab menciptakan Catenaccio atau pertahanan kunci. Pengaruh Libero atau pertahanan saat itu pun mulai menyebar dan digunakan oleh tim lain seperti Inggris yang berhasil memenangkan trofi Jules Rimet a.k.a Piala Dunia 1966. Dimana peran kapten Inggris saat itu, Bobby Moore, sangat konsisten bertipikal Libero.
Belum lagi peranan nomor 10 dalam permainan sepak bola yang mulai ditinggalkan oleh para pelatih modern. Trequartista diberikan kepada pemain nomor 10 yang paling kreatif, mahir dalam membagi bola dan mencetak gol dari lini kedua. Contoh posisi tersebut di era modern seperti Deco, Juan Riquelme, dan Mesut Ozil yang memiliki tipikal paling nyata.
Kenapa nomor 10 mulai ditinggalkan?
Evolusi sepak bola modern selalu mengandalkan formasi baru dengan pemain tipe box-to-box yang menggantikan pemain nomor 10 dengan etos kerja dan stamina yang bugar selama 90 menit. Dibanding dengan efektivitas permainan kreatif namun kurang dalam menghalau serangan. Mereka sudah tak diistimewakan oleh sebagian peracik strategi tim-tim besar modern ini.
Baca juga:
Sosok pelatih modern khas memiliki gelandang pekerja keras (box-to-box) yang dapat diandalkan untuk bertahan dan menyerang adalah Jurgen Klopp, Antonio Conte, hingga Jose Mourinho. Diketahui sosok pelatih dengan strategi dan taktik modern seperti Klopp selalu mengutamakan skema 4-3-3, cara yang terkenalnya gegenpressing dan kick and rush membuat Liverpool saat ini mengandalkan pola gelandang box-to-box.
Sedangkan Antonio Conte dan Jose Mourinho bukan hanya sekedar taktik modern yang gitu-gitu aja dengan memanfaatkan gelandang pekerja keras dan playmaker andalannya. Keduanya sering memperlihatkan permainan atraktif dan saling support dari lini ke lini. Tak berhenti di situ, strategi yang terkenal dengan the special one bisa memberikan modul strategi pertahanan terbaik bila dibutuhkan.
Posisi legendaris yang mulai terkikis
Bila membahas posisi legendari yang menjadi tumbal evolusi strategi dan formasi modern, tentu akan menjadi alternatif bagi pemain yang dapat mengeksplorasi posisi. Karena sepak bola saat ini, mulai mengandalkan permainan cepat, metode pertahanan kuat, praktis, dan melebar. Tentu tim membutuhkan posisi baru yang bisa menutupi kekurangan tersebut. Begitu pun dari pemain yang masih mendominasi posisi legendaris, dituntut untuk membiasakan diri pada posisi baru. Pemain serba bisa merupakan profil yang cukup jarang ditemukan, namun sangat dibutuhkan dalam strategi permainan modern.
Libero / Sweeper
Dengan perkembangan tren zona marking dan man-to-man marketing, memberikan jalan keluar bagi eksistensi pemain Libero/Sweeper. Peran keduanya bentrok dengan strategi serangan balik dari keuntungan bola liar yang dimanfaatkan oleh pemain belakang modern. Kemudian, evolusi pada peraturan offside yang membuat libero/sweeper terbagi perhatiannya untuk menjebak atau menyapu bola. Secara di atas kertas, hal ini tentu menumbalkan kedua peran pemain belakang dengan yang lebih explosive.
Perlahan tapi pasti, dengan cepat perkembangan dalam taktik permainan menjadikan posisi ini mulai kalah bersaing. Libero sendiri berasal dari bahasa Italia yang berarti bebas. Di sepak bola, posisi ini biasanya adalah bek yang berada di depan kiper. Secara permainan, libero menjadi pemain terakhir pemutus serangan lawan sebelum mendekati kiper. Tugas pemain Libero lebih kepada menyapu bola dan menganalisa penyerang lawan.
Fox in the Box
Pemain fox in the box merupakan tipe striker atau penyerang yang bisa dibilang menjadi momok menakutkan bagi pertahanan tim lawan. Mengapa tidak? Eksistensi-nya menjadi penyerang dengan play style ini cukup berbahaya ketika mendapatkan bola di antara bek lawan di kotak pertahanan. Biasanya tipe fox in the box dapat dilakukan ketika tim membutuhkan gol. Kalau menggunakan formasi bertahan atau permainan cantik di era modern, pasti pelatih tidak menggunakan jasanya.
Kenapa?
Karena tipe seorang penyerang dengan play style ini hanya memberikan peluang terbaiknya di depan gawang lawan dan jarang membantu pertahanan timnya. Contoh penyerang fox in the box yang paling populer adalah Filippo Inzaghi. Super Pippo merupakan pemain paling fenomenal dalam mencetak gol. Dimana ia sering dikaitkan dengan tipe penyerang ‘visible’ dengan tiba-tiba bisa berada di antara bek lawan. Dengan gerakan yang gesit, ia mampu mencetak gol dengan sontekan maut maupun sundulan kepala.
Second Striker
Perbedaan dari striker murni, second striker (ss) memiliki posisi di belakang striker murni dengan tugas mengalirkan bola dan mencetak gol di lini kedua. Hal ini tentu membuat posisi legendaris SS dibutuhkan dalam mengambil keputusan ketika serangan balik. Namun, seiring berkembangnya taktik false nine, posisi mulai ditumbalkan dan digantikan oleh kolektivitas tim. Karena peran SS hanya mengutamakan saat serangan balik saat menunggu pemain lain atau striker menyambut bola.
Raumdeuter
Raumdeuter atau si penjelajah dapat dikatakan sebagai posisi yang sangat jarang dilakukan oleh pemain sepak bola modern. Nama yang bisa di-highlight hanya pilar Bayern Munich, Thomas Muller, dimana ia punya kebebasan dalam bergerak di atas lapangan. Muller di cap sebagai sosok yang mempopulerkan istilah Raumdeuter. Meski bukan posisi yang pasti, Muller sering menuntaskan peluang menjadi gol atau memberikan assist.
Dengan adanya evolusi sepak bola modern, posisi-posisi di atas mulai kehilangan tempat. Selain kolektivitas taktik di era modern, posisi legendaris yang ditumbalkan bisa digantikan dengan tipe pemain yang sama atau serba-bisa sesuai kepentingan permainan.