Dalam kesempatan menandatangani kartu Indonesia Football Legends Bambang Pamungkas, FanGir secara eksklusif dapat berdiskusi langsung dengan pemain dengan nomor keramat 20 ini. Saat ditemui di kantor APPI, legenda asal Salatiga merespon dengan cukup senang dengan kerjasama yang dilakukan APPI dan FanGir – menciptakan edisi trading card bagi para legenda sepakbola Tim Nasional.
Saat ditemui langsung di kantor APPI (23/9), setelah proses penandatanganan kartu legenda Tim Nasional Indonesia, Bambang Pamungkas kepada tim FanGir memberikan tanggapan langsung terhadap perilisan kartu trading card Indonesia Football Legends.
“Sangat senang ya. Apa yang pernah kita lakukan dapat diapresiasi, semoga kartu-kartu ini dapat menginspirasi pemain-pemain lain setelah kita untuk bermain lebih baik di Tim Nasional Indonesia,” terang Bambang Pamungkas.
Selanjutnya, di kesempatan yang sama, FanGir melakukan sesi interview dengan beberapa pertanyaan mendasar mengenai sepakbola Indonesia. Namun ulasan kali ini, FanGir mencoba merangkum 11 pemain terbaik Tim Nasional versi Bambang Pamungkas.
Baca juga:
Kenapa kami highlight 11 pemain Tim Nasional? Jawaban-nya simpel, versinya legenda terbaik. Karena di setiap era Tim Nasional memiliki para pemain terbaik. Nah, pada kesempatan ini kami memiliki versi sejati dari pemain terbaik secara langsung.
Siapa saja line up pemain Tim Nasional Indonesia versi Bambang Pamungkas?
Menurut Bambang Pamungkas, ada 11 pemain terbaik yang bisa membuat Tim Nasional Indonesia menjadi menakutkan bila pemain-pemain ini dapat bersinergi. Namun, agar artikel ini menjadi informatif, FanGir berikan sedikit penjelasan dan prestasi para pemain selama berseragam Tim Nasional Indonesia.
Kiper
Hendro Kartiko
Hendro Kartiko adalah mantan pesepakbola Timnas Indonesia yang lahir di Banyuwangi, 24 April 1973 sebagai Kiper Legendaris Indonesia. Berposisi yang dikenal sebagai pemain terakhir ini, namanya cukup populer disebut “Fabien Barthez-nya Indonesia”—karena gaya bermain dan kepalanya yang plontos. Hendro Kartiko telah lebih dari 50 kali tampil bersama Timnas Indonesia sejak 1996—menjadi salah satu pemain legendaris dengan penampilan terbanyak.
Laga internasional yang pernah dia ikuti adalah Piala Asia 1996 dan 2000. Dimana penampilan gemilangnya tersebut membuatnya ditetapkan sebagai kiper utama tim bintang Asia 2000 oleh AFC. Setelah 17 tahun berseragam Timnas dan malang-melintang di jagad sepak bola profesional, penjaga gawang terbaik di era 2000-an memutuskan gantung sarung tangan di usia 39 tahun.
Bek
Ismed Sofyan
Ismed Sofyan adalah legenda Timnas Indonesia kelahiran 28 Agustus 1979 yang berposisi utama sebagai bek kanan atau bek kiri pertahanan. Ia memiliki kelebihan melakukan sepakan bola mati, seperti tendangan bebas atau tendangan pojok. Meski popularitas-nya bersama Persija Jakarta, namun prestasi bersama Timnas Indonesia cukup mengantarkan Ismed Sofyan menjadi salah satu pemain legendaris di Indonesia. Ismed muda pernah memperkuat Timnas U-18 Asian School Championship 1996, sedangkan bersama Timnas senior menjuarai Piala Kemerdekaan 2000 & 2008.
Hamka Hamzah
Menjadi pemain bertahan yang energik dan kokoh, Hamka menjadi salah satu bek terbaik di masanya, baik klub maupun Tim Nasional Indonesia. Oleh karena itu, tak heran bila Hamka juga sering berkontribusi dengan tim yang dibela dan mengemban kapten selama karirnya.
Berkat kualitas permainannya, Hamka juga menjadi pemain yang sering memperkuat Tim Nasional Indonesia. Selama kurang lebih 10 tahun di skuad Garuda pada ajang penyisihan Piala Asia 2004, Piala Tiger 2004, Piala AFF 2010, dan Pra Piala Dunia 2014.
Sudirman
Mantan kapten Tim Nasional Indonesia era 90’an, Sudirman pernah mengantarkan Indonesia juara atau meraih emas SEA Games 1991 Filipina dan meraih perunggu SEA Games 1993 Singapura. Selain itu, kecakapan bermain sebagai bek tengah, legenda kelahiran 24 April 1969 terpilih sebagai salah satu pemain pilihan legenda Copa Indonesia 2007. Sudirman bersama Tim Nasional bertahan delapan tahun, mulai dari 1989 hingga 1997. Ia juga berhasil menyumbang satu gol untuk Timnas Indonesia. Gol tersebut dicatatkan ke gawang Uzbekistan dalam laga kualifikasi Piala Dunia 1998.
Aji Santoso
Aji Santoso adalah legenda Timnas Indonesia kelahiran Malang, 6 April 1970, yang berposisi sebagai pemain bertahan, khususnya sektor kiri pertahanan. Aji Santoso bermain untuk Timnas Indonesia di berbagai kejuaraan internasional. Dengan segala prestasi yang sensasional, nama Aji kian kondang setelah merebut Medali Emas SEA Games 1991 dan Medali Perunggu Asian Para Games Indonesia 1992. Selain menjadi pemain, Aji Santoso juga berperan besar dalam karir kepelatihannya. Ia pernah membawa Medali Emas PON 2008 (Jawa Timur), Medali Perak SEA Games 2013, Pelatih Terbaik BRI Liga 1 2021/2022.
Tengah
Ponaryo Astaman
Di level Timnas Indonesia, Ponaryo Astaman melakukan debut pada 2001 dan bermain untuk U-23. Sedangkan bersama Timnas senior dimulai pada 2003. Beberapa momen membanggakan ketika mencetak satu gol kemenangan Indonesia dalam ajang Piala Asia 2004 menghadapi Qatar. Selain pernah menjabat sebagai Kapten Timnas Indonesia, Ponaryo telah melakoni laga internasional seperti Piala Asia 2004 & 2007, Kualifikasi Piala Asia 2015.
Firman Utina
Firman Utinam adalah pesepakbola Indonesia yang lahir di Manado, 15 Desember 1981. Berposisi sebagai gelandang serang, ia begitu populer di Timnas Indonesia maupun klub yang pernah dibela. Bersama Timnas Indonesia Firman Utina berawal dari berbagai level usia mulai dari U-18, U-19 dan U-23. Dia salah satu anggota Timnas Junior Indonesia di Piala Asia U-19 tahun 2000, SEA Games 2001 & 2003, Pra-Olimpiade 2003, Piala Tiger 2004 & 2005, Piala Asia 2007 dan Piala AFF Suzuki 2008, 2010 dan 2013.
Karir gemilang Firman Utina bersama Timnas Indonesia mampu membawa skuad Garuda menjadi runner-up Piala AFF 2010 dan meraih ASEAN Football Championship Most Valuable Player di tahun yang sama.
Fakhri Husaini
Selama berkarir sepakbola, nama Fakhri Husaini sebenarnya identik dengan Pupuk Kaltim (sekarang Bontang FC). Karena kreativitasnya di lini tengah era 90’an, namanya sering menjadi langganan masuk Tim Nasional Indonesia. Fakhri Husaini adalah salah satu dari skuad Garuda yang mencapai final SEA Games 1997 di Jakarta.
Penyerang
Boaz Solossa
Boaz Theofilius Erwin Solossa atau dikenal dengan nama Boaz Solossa adalah legenda sepak bola Timnas Indonesia kelahiran Sorong, Papua, 16 Maret 1986 yang berposisi sebagai penyerang. Meskipun masih menyandang pemain kunci di klub sepak bola Nasional, nama Boaz mungkin satu dari beberapa talenta fenomenal yang dimiliki Indonesia. Kehebatan pun tercium sejak usia 16 tahun—saat mengikuti Pekan Olahraga Nasional 2004 silam. Boci—panggilan akrab Boaz, langsung meraih Top Skorer dengan raihan 10 gol. Memiliki skill individu, gerakan lincah dan kaki kiri yang mematikan tentu sangat ditakuti lawan di masa keemasannya.
Di Timnas Indonesia, Boaz aktif bermain sejak 2007. Penampilan apik bersama Timnas adalah laga kualifikasi Piala Dunia, Piala Asia, dan Piala AFF. Namun, kelincahan dan kebugaran Boaz tak berlangsung lama, kala sering dibekap cedera yang dialami, operasi dan harus banyak menepi sejak 2012.
Budi Sudarsono
Awal karir Budi Sudarsono bermain sepak bola pada tahun 1999 kala berseragam Persebaya Surabaya. Kemudian petualangan berlangsung ke beberapa tim/klub profesional lain dengan menjadi bomber yang menakutkan. Pada musim 2008/2009, usia emas Si Ular Piton terganggu oleh masalah kebugaran dan cedera yang menghantam performanya inkonsisten. Sebelum akhirnya memutuskan pensiun di tahun 2017.
Karir internasional bersama Timnas Indonesia U-23 pada 2001 silam. Kemudian mulai meroket dan mengikuti ajang Timnas Indonesia senior dalam gelaran Piala Tiger, Kualifikasi Piala Dunia, dan Piala Asia.
Kurniawan Dwi Yulianto
Bersama Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto pernah mengantarkan Skuad Garuda meraih Piala Kemerdekaan (2000), runner up Piala AFF (2000, 2004), dan medali perak SEA Games (1997).
Setelah pensiun sebagai pesepakbola, Kurniawan Dwi Yulianto telah memiliki lisensi kepelatihan AFC Pro dan sedang menjalani lisensi kepelatihan UEFA Pro. Karir kepelatihan Si Kurus dimulai dari asisten pelatih Timnas Indonesia senior dan U-23, Garuda Select, klub Malaysia – Sabah FC, dan asisten pelatih klub Italia – Como 1907. Pada 2019, ia berhasil mengantarkan anak asuhnya meraih medali Perak di SEA Games U-23.
Berikut posisi (formasi) 11 pemain Tim Nasional Indonesia versi Bambang Pamungkas. (4-3-3)
Baca juga:
Inilah 11 pemain Tim Nasional versi Bambang Pamungkas yang berhasil kami catat untuk kebutuhan informasi sepakbola. Dari 11 pemain terbaik tersebut, kira-kira siapa pemain atau legenda yang ingin kamu dapatkan kartunya di fase selanjutnya? So, langsung aja suarakan keinginanmu di social media FanGir, dan dapatkan giveaway kartu trading card terbaik di www.fangir.com