koleksi kartu sepak bola

Mengenal Selain Kartu Kuning-Merah Sepak Bola

Sepak bola dikenal dengan berbagai keunikan yang mencerminkan popularitas dari cabang olahraga lain. Aturan permainan yang begitu kompleks hingga memiliki teknologi terkini menjadikan setiap pertandingan sepak bola menghadirkan banyak pasang mata. Belum lagi para pemain dengan skill individu atau tim dengan kolektivitas yang memadukan permainan memukau, pasti semua bisa terbius dengan keindahan olahraga satu ini. Namun, ketika membahas jalannya pertandingan, ada sesuatu yang luput dari pandangan kita. Yap, kartu kuning dan merah yang selalu melekat dalam sepak bola sebagai alat pertandingan sepanjang masa bagi kehidupan para pemain. Maka, tak jarang pemain telah mengoleksi banyak kartu kuning dan merah sepanjang karirnya.

Mengenal kartu kuning dan merah dalam sepak bola yang biasa digunakan wasit untuk keperluan ‘punishment’ pemain yang melakukan pelanggaran ringan, berat atau terlalu sering. Selain pelanggaran, sepak pojok, bola keluar, dan intrik-intrik lain di setiap pertandingan tak luput dari pandangan wasit. Di era teknologi digital, sang pengadil—wasit pun sangat terbantu dengan adanya teknologi digital VAR untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi setiap pertandingan. Alat yang dimiliki wasit pun sangat canggih, sehingga hampir tak ada celah untuk menyudutkan mereka. Begitu pun sebaliknya. Cari tau yuk, identitas kartu kuning dan merah, lalu apa yang bisa kamu koleksi selain kartu tersebut sebagai penggemar sepak bola.

Asal Mula Kartu Kuning dan Merah

Dilansir dari situs resmi FIFA, sejarah kartu kuning dan merah berasal dari ide seorang wasit Inggris, Ken Aston, yang kebingungan saat memberikan hukuman kepada pemain yang menggunakan bahasa berbeda. Ide tersebut berawal dari keributan hebat yang terjadi pada pertandingan antara tim dari Chile dan Italia pada Piala Dunia 1962. Kala itu Ken Aston ingin mengeluarkan pemain Italia, Giorgino Ferrini sebagai bentuk hukuman atas pelanggaran. Namun, bahasa yang disampaikan wasit tersebut tidak bisa dipahami oleh pemain dalam bahasa Inggris, sehingga dia tetap bermain di lapangan hijau dengan bermain lebih arogan, sebelum anggota keamanan (polisi) dilibatkan untuk mengeluarkan pemain dari lapangan.

Sejarah di atas mungkin bisa kamu pahami betapa pentingnya alat atau benda sebagai tanda atau aturan permainan yang harus dipatuhi.

Inspirasi dan Penggunaan Awal

Ternyata dalam penerbitan kartu kuning dan merah awalnya terinspirasi dari lampu lalu lintas. Suatu hari, Ken Aston berada di perempatan jalan dan tepat di bawah lampu lalu lintas. Setelah menatap dan memikirkan sesuatu dari lampu merah, kuning, dan hijau tersebut, munculah ide pemanfaatan kartu sebagai alat eksekusi. Dimana masing-masing kartu memiliki arti dari Ken Aston yang berbunyi, sanksi ringan atau peringatan pertama bagi pemain yang mendapat kartu kuning. Sedangkan pelanggaran berat atau mengulangi kesalahan setelah mendapat kartu kuning harus keluar lapangan dan mendapat kartu merah.

Masih dari FIFA, ide Ken Aston tersebut akhirnya diresmikan pertama kali pada gelaran Piala Dunia 1970. Wasit dibekali dua buah kartu sakti untuk mendukung jalannya pertandingan. Namun, sepanjang turnamen, tak ada satu pun yang terkena kartu merah. Hanya kartu kuning yang keluar dari saku wasit pada setiap pertandingan hingga akhir turnamen Piala Dunia 1970.

Meski penggunaan kartu sakti tersebut merupakan solusi yang tepat dalam meredam emosi maupun fair play pemain, penggunaan kedua kartu tersebut sempat dihentikan pada tahun 1981 dan 1987. Meski tak lama kemudian kegunaan kartu ini resmi digunakan hingga sekarang. Saat itu pemain melakukan protes atas keputusan wasit yang sering mengeluarkan kartu saat pertandingan, sehingga banyak pemain yang mengoleksi kartu kuning maupun merah dalam satu pertandingan.

Mengoleksi kartu kuning dan merah bagi para pemain sepak bola yang bisa membuat namanya cukup buruk di media bahkan pengamat sepak bola. Tak jarang status pemain yang telah mengoleksi banyak kartu menjadi ‘boomerang’ untuk berkarir lebih di kasta tertinggi liga. Sampai hari ini sudah banyak pemain yang memiliki karir meredup setelah menjadi pemain yang sering bermasalah dengan kartu kuning dan merah. Hal tersebut rupanya selaras dengan kehidupan yang kurang baik di luar lapangan.

Tapi, tahukah kamu bahwa ada koleksi kartu yang dapat dibanggakan?

Biasanya koleksi kartu ini kebalikan dari pemain, yaitu penggemar. Bagi penggemar sepak bola, kartu koleksi (Trading Cards) bisa menumbuhkan rasa bangga terhadap idolanya, khusus kolektor—dapat menemukan kartu ‘rare’ menjadi aset yang dinantikan. Di Indonesia sendiri, banyak kolektor kartu yang jarang diekspos oleh media. Saking seringnya perusahaan yang merilis merchandise kartu koleksi, berbanding terbalik dengan koleksi kartu para pemain di liganya.

Hadirnya FanGir sebagai produsen sekaligus pemegang lisensi distribusi merchandise dari sejumlah brand di industri olahraga, musik hingga lifestyle. Salah satu produk resmi yang dipasarkan FanGir adalah Trading Cards BRI Liga 1 Indonesia. Dari 18 klub sepak bola, ratusan pemain masuk dalam lineup koleksi kartu yang terdiri dari Base Card, Insert Card, dan Autograph Card.

Segera koleksi kartu bola FanGir sekarang, dapatkan kejutan menarik dari setiap kamu membuka packaging. Selain itu, rasakan sensasi koleksi kartu yang pertama kali dimiliki sebuah perusahaan dengan lisensi langsung dari PT Liga Indonesia Baru.

Apa saja produknya?

Dari beberapa pilihan produk koleksi kartu FanGir yang terdiri dari Base Card—kartu pilihan dari berbagai pemain terbaik di setiap klub BRI Liga 1 Indonesia musim 2021/2022, Insert Card—kartu pilihan dari pemain terbaik setiap pertandingan (player of the month/player of the week), sedangkan Autograph Card—kartu pilihan bertanda-tangan khusus pemain dengan produksi terbatas. Kartu Autograph juga sebagai kartu yang bernilai tinggi khusus para penggemar dan kolektor yang ingin memilikinya.

Setiap produk pembelian kartu FanGir masing-masing terdiri dari tiga jenis kartu yang didapat secara acak untuk menambah rasa penasaran kolektor. FanGir menjual produk-produk tersebut ke dalam masing-masing paket yang terdiri dari Base Card Pack—terdiri dari 3 kartu base dengan harga Rp 45.000,-/pack, Insert Card Pack—terdiri dari 3 kartu base dan 3 kartu insert dengan harga Rp 90.000,-/pack, Autograph Card Pack—terdiri dari 1 kartu Base, 1 kartu Insert, dan 1 kartu Autograph dengan harga Rp. 180.000,-/pack.

Selain paket reguler tersebut, FanGir juga memiliki paket bundling untuk menambah koleksi menjadi lebih lengkap yang tersedia dalam 2 jenis pilihan yaitu, Bundle Card Pack—terdiri dari 1 Base Card Pack, 1 Insert Card Pack, dan 1 Autograph Pack dengan harga Rp. 300.000,-/bundle pack, kemudian ada Autograph Bundle Pack—terdiri dari 5 Autograph Card Pack dengan harga Rp. 900.000,-/bundle pack.

Selain trading card, FanGir juga menjual Jersey Bertanda-Tangan pemain BRI Liga 1 Indonesia musim 2021/2022, selengkapnya di sini.

Yuk, jadiin koleksi kartu pemain seperti kamu mengenal kartu kuning dan merah di sepak bola. Karena koleksi kartu pemain juga bisa sebagai apresiasi dari perjalanan karir terbaiknya.

Back to blog