Film Legenda Sepakbola

FIFA Buatkan Film Legenda Sepakbola Indonesia

Sebagai Federasi Sepakbola Dunia, FIFA telah merilis film pendek legenda sepakbola Timnas Indonesia sebagai bentuk perayaan kemerdekaan RI ke-77 melalui website resminya (FIFA+). Dalam rilisan tersebut, FIFA mengisahkan delapan kota dengan kultur sepakbola dan suporternya. Film yang dirilis April 2022, berisikan sejumlah alur cerita dari tokoh-tokoh legenda sepakbola Indonesia, narasumber dari berbagai rekan, pelatih, akademis maupun saksi kunci yang berhubungan dengan sang legenda.

FIFA merilis lima episode sekaligus dalam season (musim) 1 bertajuk "Sons of Football". Kelima legenda sepakbola Timnas Indonesia yang dibuatkan film adalah Boaz Solossa, Soetjipto Soentoro, Ricky Yacobi, Herry Kiswanto, dan Ramang. FIFA mengangkat kiprah para legenda sepakbola Timnas Indonesia dengan segudang kemampuan yang dimiliki sepak bola Tanah Air. Talenta dan bakat sejatinya ada di tubuh 270 juta penduduk Indonesia, Timnas tidak pernah kekurangan stok pemain berkualitas sejak usia dini.

Setiap episode dalam film pendek ini mengangkat kisah dari masing-masing legenda sepakbola Indonesia. Berikut FanGir Info memberikan ulasannya.

Episode 1, Boaz Solossa – Mutiara Hitam dari Timur

Mutiara Hitam dari Timur menceritakan perjalanan karir legenda sepakbola Timnas Indonesia satu-satunya yang masih aktif bermain, Boaz Solossa. Awal karir ‘Boci’ yang dipanggil oleh pelatih Timnas Indonesia Peter White untuk gelaran Piala AFF 2004 hingga menjadi salah satu yang terbaik.

Di episode pertama ini, FIFA mendedikasikan perjalanan sang pelatih menemukan bakat terpendam dari daerah yang paling timur Indonesia. Film ini menggunakan sudut pandang mantan rekam satu tim di klub maupun di timnas yang memiliki kedekatan dalam karir dan menginspirasi mereka. Para rekan tersebut adalah Ricardo Salampessy, Todd Rivaldo Ferre, dan Bambang Pamungkas.

Episode 2, Soetjipto Soentoro – O Captain! My Captain!

Selanjutnya ada kisah tentang mantan salah satu penyerang tersubur Timnas Indonesia, Soetjipto Seontoro. Di film ini FIFA menerangkan sisi pencetak 57 gol Timnas Indonesia dengan judul O Captain! My Captain!. Rekor gol tersebut terjadi selama lima tahun berseragam Timnas Indonesia dalam kurun waktu 1965 - 1970. Namun, dibalik prestasi yang begitu cemerlang, ternyata ia pensiun lebih cepat dari dunia sepakbola Tanah Air. Legenda satu ini memiliki sebutan unik, yaitu Gareng.

Episode 3, Ricky Yacobi – The Calm Before The Goal

Selanjutnya, mengisahkan salah satu striker andalan Timnas Indonesia era 80 – 90an, Ricky Yacobi. Di era tersebut, Ricky menjadi penyerang yang sangat menakutkan lini pertahanan lawan. Bahkan, saat bermain di Liga Jepang, ia pun mencatatkan rekor sebagai pemain Indonesia pertama yang berkarir di sepakbola Samurai Biru. Di film ini, FIFA mengulas kisah Ricky Yacobi dari sudut pandang keluarga, rekan setim dan kerabat dekat lain yang dekat dengannya hingga akhir hayat.

Satu momen yang tak terlupakan bagi penggemar sepakbola Tanah Air terhadap Ricky adalah gol indah ke gawang Uni Emirat Arab di Asian Games 1986.

Episode 4, Ramang – The Man, The Myth, The Legend

Di episode ini, ada kisah Ramang—sang legenda namanya masih terdengar harum di belantika Indonesia dan membuat kagum mantan kiper terbaik dunia peraih Ballon D’or pertama, Lev Yashin. Dengan kehebatannya, Ramang pernah membobol gawang Uni Soviet yang kala itu dijaga oleh Lev Yashin. Ramang juga nyaris membawa Indonesia ke putaran kedua Piala Dunia 1958, andai Timnas Indonesia tidak mengundurkan diri dengan alasan politik.

Ramang melakoni debut bersama timnas pada tahun 1952. Pemain yang memiliki kecepatan di atas rata-rata ini rutin mencetak gol dengan akselerasinya. Selain skill, ada beberapa aksi yang membuat Timnas Indonesia kala itu menjadi Macan Asia, yakni sukses menyingkirkan China 4 – 1 di kualifikasi Piala Dunia 1958, menang 4 – 1 atas India di ajang Asian Games 1958 hingga menahan imbang tim raksasa Jerman Timur 2 – 2 pada 1959. Hebatnya lagi selama berkarir, Ramang pernah mencetak 19 gol hanya dalam waktu 6 laga saja.

Episode 5, Herry Kiswanto – The Living Legend

Di episode terakhir, FIFA menceritakan kisah libero terbaik Legenda Timnas Indonesia, Herry Kiswanto atau Herkris. Dengan kerendahan hatinya, Herkis menjadi pemain paling fairplay dalam sejarah sepakbola Indonesia. Kenapa? Karena ia adalah pemain libero satu-satunya milik timnas yang hanya menerima satu kartu kuning sepanjang karirnya.

Akan tetapi,  permainan yang baik dan rendah hati Herry Kiswanto justru mengantarkannya keluar lebih cepat di industri sepak bola.

Simak video selengkapnya di sini.

Disclaimer:

Sekadar menginformasikan, FanGir (PT Kios Gemar Kreasi) adalah perusahaan asal Indonesia yang beroperasi di industri ritel dan merchandise sejak tahun 2019. FanGir menghadirkan layanan dan pengalaman baru bagi Fans dalam menikmati produk memorabilia dan kolektibel yang berlisensi resmi. FanGir kini merupakan mitra resmi PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) untuk produk kartu Trading Card dan Jersey bertandatangan kompetisi BRI Liga 1 Indonesia musim 2021/2022, setelah sebelumnya menjadi mitra ekslusif merchandise PSM Makassar, dan Meranoia Festival.

*Nantikan rilisan produk terbaru dari www.fangir.com dengan tema legendary.

Back to blog