Dalam sepak bola masing-masing pemain memiliki satu era yang tak terlupakan kala menjadi bagian dari tim nasional maupun klub. Apalagi ketika pemain tersebut memiliki label pemain terbaik dan bertalenta yang tak dimiliki rekan setimnya. Ketika pensiun pun, nama-nama tersebut akan selalu dikenang bahkan menjadi ikon dari tim tersebut. Sebut saja Diego Maradona—menjadi nama stadion klub kebanggaan Napoli, dan Cristiano Ronaldo—dibuatkan patung bersejarah oleh presiden Portugal sebagai pemain terbaik sepanjang masa. Sedangkan Indonesia ada siapa, ya?
Meski di Indonesia olahraga sepak bola belum memiliki prestasi yang mentereng, namun kualitas pemain tentu jangan dianggap remeh. Sejak era Piala Asia 1996—pertama kali timnas berada di putaran final sampai sekarang selalu menelurkan pemain-pemain hebat. Setidaknya ada enam pemain timnas Indonesia yang pernah menjadi sorotan AFC—sebuah federasi sepak bola seluruh Asia atau penyelenggara Piala Asia.
Terdapat enam legenda paling populer yang menjadi perhatian, karena penampilan yang begitu menyakinkan sebagai ketika di lapangan. Bukan hal yang mustahil bila pemain timnas di era 1990-an hingga 2000-an dapat bicara banyak di kancah Asean maupun Asia. Walaupun di Asia masih tertatih, setidaknya timnas memiliki sejarah dalam kurun waktu empat kali berturut tampil di putaran final AFC.
Berikut enam pemain legenda timnas Indonesia populer di Piala Asia.
Boaz Solossa - 200 Gol Klub
Si bocah ajaib dari timur memang sudah menjadi idola sejak usia belia. Membela timnas senior sejak 17 tahun menjadikan dirinya tuai banyak pujian saat berada di lapangan. Aksi individu khas timur jayapura dan samba yang dimiliki Boaz Solossa sungguh memanjakan matar setiap penonton. Belum lagi akselerasi dengan kecepatan yang ia punya selalu menjadi andalan skuad Garuda.
Boaz kemudian mencuri perhatian AFC sejak 2004—saat usianya menginjak 18 tahun. Popularitas-nya muncul ketika mentas bersama timnas Indonesia di Piala AFF. Saat itu Boaz pun menjadi ikon sepak bola Indonesia pertama yang dijuluki mutiara dari timur.
AFC juga melabeli Boaz Solossa sebagai pemain ikonik dari klub Persipura Jayapura. Karena dia telah mengoleksi 200 gol bersama klub dan menjadi sejarah klub. Sayangnya, di Piala Asia talenta Boaz tidak terlalu menonjol akibat cidera yang diderita selama bermain sepak bola. Namun, eksistensi Boaz belum habis, ia masih menjadi pemain penting di BRI Liga 1 bersama klub barunya.
Firman Utina - Most Valuable Player
Setelah dinobatkan sebagai Most Valuable Player di Piala AFF 2010 silam, AFC langsung menobatkan sebagai sang kolektor trofi berkat keberhasilan mengoleksi gelar juara bersama empat klub berbeda, yakni Arema Malang, Persib Bandung, Sriwijaya FC dan Bhayangkara FC.
Legenda timnas Indonesia satu ini memang cukup ikonik sebagai pemain tengah yang mampu mengalirkan bola dengan sempurna. Selama tampil di ajang Piala Asia dan AFF, namanya tak tergantikan di lini tengah hingga membuatnya pernah menjadi MVP di turnamen tersebut.
Kurniawan Dwi Yulianto - Penampilan Terbanyak
Pemain sepak bola kelahiran Magelang, 13 Juli 1976 ini pernah malang melintang di kompetisi eropa dan asia. Kurniawan Dwi Yulianto atau “Si Kurus” menjadi idola publik tanah air setelah tampil mengesankan besama timnas Garuda periode 1995-2005 Piala AFF dan Piala Asia. Sebagai striker, ia menjadi pencetak gol serta penampilan terbanyak untuk timnas. Tak heran kini ia menjadi legenda timnas paling populer setelah pensiun.
AFC juga menyebut Kurniawan muda sebagai pemain paling menjanjikan berkat promosi ke timnas U-19 dan liga pemuda Italia bersama Samdoria. Bersama timnas, si kurus membantu meraih runner-up dua kali di ajang AFF.
Ponaryo Astaman - Energik
Ponaryo Astaman merupakan satu dan enam pemain legenda populer timnas Indonesia di ajang Piala AFF dan Piala Asia. Pemain yang lahir di Balikpapan, 25 September 1979 itu memiliki prestasi mentereng di klub lokal maupun luar negeri. Sebagai kapten tetap timnas era 2005-an kerap memberikan permainan terbaik dari lini tengah ke depan. Kemenangan pertama di Piala Asia 2004 pun menjadi modal utama Ponaryo tak tergantikan di timnas. Sehingga di Piala Asia 2007, untuk pertama kalinya Ponaryo didaulat sebagai kapten tim untuk memimpin tim Garuda.
Di mata AFC, Ponaryo disebut sebagai pahlawan bagi timnas Indonesia. Sosoknya yang kuat dan energik mampu merebut hati pendukung timnas kala mencetak gol penentu kemenangan pertama Indonesia di Piala Asia. Mantan pemain Sriwijaya FC juga membantu timnas Indonesia meraih runner-up di Piala AFF 2000. Kompetisi ini sekaligus menjadi momen manis sebelum berpisah dengan timnas Garuda.
Widodo C Putro - Gol Terbaik
Sedikit mundur ke belakang pada gelaran Piala Asia 1996, ketika gol salto Widodo Cahyono Putro mampu menggetarkan gawang Kuwait, sekaligus menjadi gol terbaik versi AFC. Dikutip laman resmi AFC, gol Widodo menang dalam final voting suporter setelah mengalahkan gol Abbas Charour asal Lebanon ke gawang Irak di ajang yang sama, yaitu Piala Asia 2000. Sejak saat itu, gol Widodo C Putro masih jadi legenda paling populer di gelaran Piala AFC sampai saat ini untuk timnas Garuda.
Bambang Pamungkas - Gol Terbanyak Timnas
Legenda satu ini bisa jadi yang paling populer bagi timnas Indonesia. Bagaimana tidak, sebagai pencetak gol terbanyak timnas, Bambang Pamungkas juga sering disebut sebagai striket paling tajam di Asean. AFC juga mengakui kalau BP menjadi ikon timnas Indonesia sejak gelaran Piala Asia 2000, 2004, dan 2007. Bambang juga sempat mencetak gol ketika melawan Bahrain di Stadion Gelora Bung Karno, hasil dari assist Firman Utina pada Piala Asia 2007.
Sedangkan di Piala AFF, Bambang mampu terpilih sebanyak tiga kali sebagai pencetak gol terbanyak kedua. Kemudian pada tahun 2002, BP masuk dalam top 10 pencetak gol terbanyak sepanjang kompetisi Piala AFF.
Selain legenda timnas Indonesia di atas, siapakah pemain yang bisa melanjutkan dominasi mereka di kancah Asia? Kita tunggu saja, perjalanan timnas menggapai mimpi kembali menjadi macan Asia di level senior, U-23, dan U-19 dalam beberapa tahun terakhir.