Fakta Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 sejalan dengan perkembangan sepak bola Indonesia sejak pandemi 2020. Selain kapasitas pemain yang mulai memiliki jam terbang cukup, strategi pelatih yang berpengalaman mulai memberikan ritme terhadap kualitas pemain timnas Indonesia. Kabar baik itu pun langsung di respon oleh PSSI selaku federasi untuk melakukan gebrakan dengan mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Piala Dunia U-20 adalah wadah pesepak bola muda membuktikan diri untuk mengasah kemampuannya agar mendapat posisi terbaiknya di masa depan. Sebut saja Lionel Messi, bintang Barcelona, PSG dan timnas Argentina ini pernah mengawali debut mudanya di Piala Dunia U-20 saat Argentina juara edisi 2005 lalu. Messi juga meraih penghargaan pemain terbaik muda saat itu. Hingga kini Lionel Messi masih menjadi salah satu pemain terbaik dunia sepanjang masa.
Balik lagi ke faktanya,
Setelah jadwal Piala Dunia U-20 pada tahun 2021 diundur menjadi tahun 2023 karena pandemi covid-19. Marselino Ferdinan dkk langsung bergegas memanfaatkan kesempatan untuk berpartisipasi di beberapa event internasional demi mengembangkan strategi dan kesiapan Federasi untuk terus mematangkan fasilitas yang terbaik sebagai tuan rumah.
Saat ini Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi, menyampaikan bahwa Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) cukup mengapresiasi persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Persiapan itu mencakup peninjauan ulang stadion-stadion yang akan menjadi venue.
Sedangkan untuk membentuk Garuda Muda yang tangguh kala bersaing bersama timnas terbaik dunia, PSSI telah menjadwalkan training sekaligus uji coba di luar negeri, kompetisi internasional, dan persiapan menguasai teknik oleh pelatih kelas dunia.
Selain itu, ada pula 4 fakta Timnas Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Perdana Menjadi Tuan Rumah
Dilansir website resmi FIFA, Piala Dunia U-20 pertama kali dilaksanakan di Tunisia pada tahun 1977. Sedangkan di Asia Tenggara, Malaysia sebelumnya pernah menjadi tuan rumah pada gelaran Piala Dunia 1997. Kali ini Indonesia resmi dinobatkan jadi tuan rumah ke-22 perhelatan kompetisi akbar sepakbola dunia ini. Kepastian ini diperoleh setelah FIFA melakukan general meeting di Shanghai, China, Oktober 2019 lalu. Indonesia berhasil menyisihkan Brasil dan Peru yang mengajukan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Diketahui, Indonesia pernah berkompetisi pertama kali di Piala Dunia U-20 pada 1979 yang diadakan di Jepang. Saat itu, timnas Indonesia berada satu grup bersama Argentina, Polandia dan Yugoslavia. Namun, perjuangan Garuda Muda tak mampu melewati fase grup tersebut. Timnas harus terima dengan kekalahan telah di penyisihan grup dan rela menjadi juru kunci tanpa adanya kemenangan sekali pun.
Semoga hasil tersebut jadi pelajaran pemain-pemain muda dengan talenta dan teknik yang mereka miliki saat ini. Terlebih, federasi serta pemerintah perlahan bahu-membahu memberikan fasilitas terbaik untuk meningkatkan mutu sepak bola di Indonesia.
Enam Stadion Terpilih Indonesia
Salah satu persiapan federasi adalah venue Piala Dunia U-20 yang tersedia di enam kota. Venue yang telah ditetapkan oleh Sesmenpora sampai hari ini adalah Stadion Jakabaring (Palembang), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Manahan Solo, Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), Stadion Kapten I Wayan Dipta (Bali), dan Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta).
Perawatan keenam stadion langsung di bawah Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), yang menangani masa perawatan selama satu tahun hingga Desember 2021. Sementara di tahun 2022, pemeliharaan dan perawatan menjadi tanggung jawab masing-masing daerah yang menggunakan biaya dari APBD. Alhasil, FIFA mengapresiasi progres yang dilakukan oleh Indonesia selaku tuan rumah, terutama terkait fasilitas infrastruktur secara bertahap.
Calon Lawan Timnas Indonesia
Fakta menarik selanjutnya adalah calon lawan timnas di Piala Dunia U-20 pada tahun 2023 mendatang. Diikuti oleh 24 negara, lalu dibagi menjadi enam grup penyisihan yang berisi masing-masing empat tim. Dari enam grup tersebut berasal dari berbagai konfederasi setiap benua seperti AFC (Asia), CONCACAF (Amerika Utara, Tengah, dan Karibia), CONMEBOL (Amerika Selatan), OFC (Oseania), CAF (Afrika), dan UEFA (Eropa). Adapun wakil wilayah konfederasi terbanyak adalah UEFA dan AFC yang sukses mengirimkan lima negara terbaik mereka.
Sementara prediksi lawan berdasarkan peringkat FIFA teratas dari zona konfederasi dan bertujuan memilih calon lawan yang akan dihadapi timnas Indonesia. Selain itu, Indonesia yang menjadi tuan rumah otomatis menempati pot satu, sehingga terhindar dari negara peringkat teratas FIFA.
Skema pertama, skuad Garuda akan terhindar dari sesama tim kuat Asia di zona yang sama, seperti Iran, Jepang, Korea Selatan, dan Australia. Namun, masih harus menghadapi zona dengan tim terkuat dari wilayah konfederasi lain seperti Spanyol, tim dari Afrika (seperti Mesir, Tunisia), konfederasi Amerika, dan dari Oseania seperti Selandia Baru.
Tapi, keuntungan menjadi tuan rumah membuat skuad Garuda muda yang berada pada posisi ke-155 FIFA untuk membuktikan diri mereka layak berada di pentas dunia.
Target Lolos 8 Besar
Tahun 2020 lalu, timnas Indonesia dibebankan target dari federasi untuk lolos ke babak perempat final Piala Dunia U-20 2023. Selain faktor tuan rumah, PSSI menilai kelayakan pemain usia muda timnas mampu mengimbangi permainan tim dari luar negeri, ditambah pelatih kelas dunia jadi modal strategi dan taktik terbaiknya.
Namun, seiring berjalannya waktu, komitmen itu berubah ketika masukan Presiden RI untuk membebankan target yang realistis. Pasukan Shin Tae-Yong kini diberikan target lolos minimal ke babak 8 besar Piala Dunia U-20. Demi merealisasikan target tersebut, PSSI pun bergerak cepat untuk skuad Garuda memaksimalkan turnamen dan training di luar negeri yang baik untuk menakar kekuatan tim-tim dari Eropa dan Amerika.
Fakta Indonesia jadi tuan ruamh Piala Dunia U-20 di atas bisa jadi pelecut semangat dan motivasi untuk pemain muda serta penggemar sepak bola yang notabene ingin tampil di Piala Dunia terealisasi. Oleh karena itu, Federasi mulai me-regenerasi pemain muda untuk menjadi pemain penting harapan timnas Indonesia di masa mendatang.