Timnas Indonesia memiliki sejarah dan prestasi yang cukup bersinar di masa lalu. Memiliki pemain-pemain hebat yang bisa disejajarkan oleh negara benua biru. Tapi entah bagaimana, perjalanan prestasi terus melambat seiring pertumbuhan sepak bola terus meningkat. Mulai dari era Robby Darwis hingga Evan Dimas, Timnas Indonesia belum bisa berbuat banyak tentang prestasi di kancah Asia. Ada apa gerangan? Bahkan, bicara prestasi timnas era modern, terakhir kali adalah Juara AFF U-22 tahun 2019 lalu. Sedangkan di era 90-an, gelar SEA Games 1991. Ketika itu pemain legenda Timnas Indonesia cukup solid dalam setiap lini dengan diimbangi pelatih yang mumpuni.
Pemain legenda Timnas Indonesia kini telah menjadi ungkapan rasa hormat pecinta sepak bola sepanjang masa. Bukan hanya permainan atraktif, kolektif dan skill individu, melainkan prestasi yang cukup dihadirkan selama merumput di lapangan hijau. Prestasi-Prestasi ini yang menjadi alasan utama FanGir info memberikan bukti bahwasanya pashion mereka belum habis, popularitas mereka masih ada di hati para insan penggemar sepak bola.
Yuk, ungkap informasi seputar legenda Timnas Indonesia beserta prestasinya selama bermain. Karena bakal ada kejutan besar yang bakal hadir untuk pecinta sepak bola legenda Timnas Indonesia ini.
Kurniawan Dwi Yulianto
Kurniawan Dwi Yulianto menjadi salah satu legenda Timnas Indonesia era 1990 – 2000an yang terkenal sebagai penyerang berbahaya di ASEAN. Julukan legendaris-nya “Si Kurus”. Pemain kelahiran Mertoyudan, Magelang 13 Juli 1976, telah menghabiskan karir sepak bola dengan membela 13 klub, termasuk saat menjadi pemain Sampdoria.
Sejumlah prestasi individu maupun klub telah diraih, yakni mengantarkan PSM Makassar juara Liga Indonesia 1999/2000, Persebaya Surabaya 2004, Persisam juara Liga Premier Indonesia 2008/2009, dan Top Skor Liga Indonesia musim 1997/1998.
Bersama Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto pernah mengantarkan Skuad Garuda meraih Piala Kemerdekaan (2000), runner up Piala AFF (2000, 2004), dan medali perak SEA Games (1997).
Setelah pensiun sebagai pesepakbola, Kurniawan Dwi Yulianto telah memiliki lisensi kepelatihan AFC Pro dan sedang menjalani lisensi kepelatihan UEFA Pro. Karir kepelatihan Si Kurus dimulai dari asisten pelatih Timnas Indonesia senior dan U-23, Garuda Select, klub Malaysia – Sabah FC, dan asisten pelatih klub Italia – Como 1907. Pada 2019, ia berhasil mengantarkan anak asuhnya meraih medali Perak di SEA Games U-23.
Firman Utina
Firman Utinam menjadi legenda Indonesia yang lahir di Manado, 15 Desember 1981. Berposisi sebagai gelandang serang, ia begitu populer di Timnas Indonesia maupun klub yang pernah dibela. Bersama Timnas Indonesia Firman Utina berawal dari berbagai level usia mulai dari U-18, U-19 dan U-23. Dia salah satu anggota Timnas Junior Indonesia di Piala Asia U-19 tahun 2000, SEA Games 2001 & 2003, Pra-Olimpiade 2003, Piala Tiger 2004 & 2005, Piala Asia 2007 dan Piala AFF Suzuki 2008, 2010 dan 2013.
Karir gemilang dengan prestasi diraih Firman Utina bersama Timnas Indonesia yang mampu membawa skuad Garuda menjadi runner-up Piala AFF 2010 dan meraih ASEAN Football Championship Most Valuable Player di tahun yang sama.
Ponaryo Astaman
Ponaryo Astaman menjadi legenda Timnas Indonesia yang lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur, 25 September 1979. Memiliki tinggi 174 cm, Ponaryo berposisi sebagai gelandang tengah yang energik dan determinasi tinggi. Awal karir sepak bola dimulai pada tahun 1997 saat masih berusia 17 tahun. Bersama klub Persiba Balikpapan, penampilan brilian Ponaryo mampu memikat tim utama PKT Bondang untuk debut seniornya. Sebelum akhirnya memutuskan pensiun tahun 2017, ia telah melang-melintang di belantika sepak bola Indonesia maupun level internasional bersama Timnas.
Di level Timnas Indonesia, Ponaryo Astaman melakukan debut pada 2001 dan bermain untuk U-23. Sedangkan bersama Timnas senior dimulai pada 2003. Beberapa momen membanggakan ketika mencetak satu gol kemenangan Indonesia dalam ajang Piala Asia 2004 menghadapi Qatar. Selain pernah menjabat sebagai Kapten Timnas Indonesia, Ponaryo telah melakoni laga internasional seperti Piala Asia 2004 & 2007, Kualifikasi Piala Asia 2015.
El Loco Gonzales
Cristian Gerard Alfaro Gonzales atau lebih dikenal Cristian Gonzales menjadi legenda Timnas Indonesia yang lahir di Montevideo, Uruguay, 30 Agustus 1976. El Loco Gonzales bergabung bersama Timnas Indonesia pada 21 November 2010, sedangkan ia bermain di kompetisi Liga Indonesia sejak 2003.
Karir internasional bersama Timnas Indonesia bermula pada Piala Suzuki AFF 2010. El Loco langsung tancap gas di pertandingan debutnya mencetak dua gol dan membawa Timnas mengunci runner up Piala AFF 2010.
Bermain sebagai striker murni, prestasi Cristian Gonzales dalam sepak bola Indonesia tak bisa diragukan. Ia merupakan salah satu pesepakbola yang berhasil meraih gelar Top Skor Divisi Utama Liga Indonesia selama tiga tahun berturut (2005 – 2008), Top Skor ISL (2008 – 2009), dan Top Skor Piala Presiden 2010.
Kini di usia senja, El Loco Gonzales masih aktif bermain di kompetisi tertinggi Liga Indonesia. Sedangkan, bersama Timnas Indonesia dirinya sudah tidak aktif bergabung sejak 2015 silam.
Bima Sakti
Bima Sakti Tukiman atau Bima Sakti menjadi legenda Timnas Indonesia dan pelatih sepak bola profesional Timnas Indonesia U-16. Lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur, 23 Januari 1976, posisi bermain Bima Sakti adalah gelandang tengah. Awal karir yang begitu cemerlang di usia muda membuat Bima Sakti menarik perhatian tim pencari bakat PSSI. Pada 1993 saat masih berusia 17 Tahun, bersama Kurniawan Dwi Yulianto dan Kurnia Sandy, Bima Sakti terpilih untuk mewakili Indonesia berlatih bersama Sampdoria Primavera.
Karir internasional Bima Sakti bersama Timnas Indonesia bermula di tahun 1995. Selama enam tahun berada di Timnas Indonesia, Bima Sakti telah berkontribusi sebanyak 56 kali—rekor caps terbanyak nomor dua setelah Kurnawan Dwi Yulianto (60).
Beberapa ajang internasional yang pernah diikuti seperti SEA Games, Kualifikasi Piala Dunia, Piala Asia, dan Piala Tiger (sekarang Piala AFF). Prestasi Bima Sakti pernah mengantar Timnas Indonesia menjadi runner-up Piala Tiger tahun 2000. Sedangkan, laga terakhir Bima Sakti bersama Timnas Indonesia setelah pertandingan Laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 melawan China pada 27 Mei 2001.
Hendro Kartiko
Hendro Kartiko menjadi legenda Timnas Indonesia yang lahir di Banyuwangi, 24 April 1973 sebagai Kiper Legendaris Indonesia. Berposisi yang dikenal sebagai pemain terakhir ini, namanya cukup populer disebut “Fabien Barthez-nya Indonesia”—karena gaya bermain dan kepalanya yang plontos. Hendro Kartiko telah lebih dari 50 kali tampil bersama Timnas Indonesia sejak 1996—menjadi salah satu pemain legendaris dengan penampilan terbanyak.
Laga internasional yang pernah dia ikuti adalah Piala Asia 1996 dan 2000. Dimana penampilan gemilangnya tersebut membuatnya ditetapkan sebagai kiper utama tim bintang Asia 2000 oleh AFC. Setelah 17 tahun berseragam Timnas dan malang-melintang di jagad sepak bola profesional, penjaga gawang terbaik di era 2000-an memutuskan gantung sarung tangan di usia 39 tahun.
Boaz Solossa
Boaz Theofilius Erwin Solossa atau dikenal dengan nama Boaz Solossa menjadi legenda Timnas Indonesia kelahiran Sorong, Papua, 16 Maret 1986 yang berposisi sebagai penyerang. Meskipun masih menyandang pemain kunci di klub sepak bola Nasional, nama Boaz mungkin satu dari beberapa talenta fenomenal yang dimiliki Indonesia. Kehebatan pun tercium sejak usia 16 tahun—saat mengikuti Pekan Olahraga Nasional 2004 silam. Boci—panggila akrab Boaz, langsung meraih Top Skorer dengan raihan 10 gol. Memiliki skill individu, gerakan lincah dan kaki kiri yang mematikan tentu sangat ditakuti lawan di masa keemasannya.
Di klub profesional, Boaz menjadi kreator bersama tim Mutiara Hitam – Persipura Jayapura dengan menyandang pencetak gol terbanyak sebagai pemain dan memenangkan gelar terbanya Super League musim 2009/2010, 2010/2011 dan 2012/2013.
Sedangkan di Timnas Indonesia, Boaz aktif bermain sejak 2007. Penampilan apik bersama Timnas adalah laga kualifikasi Piala Dunia, Piala Asia, dan Piala AFF. Namun, kelincahan dan kebugaran Boaz tak belangsung lama, kala sering dibekap cedera yang dialami, operasi dan harus banyak menepi sejak 2012.
Aji Santoso
Aji Santoso menjadi legenda Timnas Indonesia kelahiran Malang, 6 April 1970, yang berposisi sebagai pemain bertahan, khususnya sektor kiri pertahanan. Aji Santoso bermain untuk Timnas Indonesia diberbagai kejuaraan internasional. Dengan segala prestasi yang sensasional, nama Aji kian kondang setelah merebut Medali Emas SEA Games 1991 dan Medali Perunggu Asian Para Games Indonesia 1992. Selain menjadi pemain, Aji Santoso juga berperan besar dalam karir kepelatihannya. Ia pernah membawa Medali Emas PON 2008 (Jawa Timur), Medali Perak SEA Games 2013, Pelatih Terbaik BRI Liga 1 2021/2022.
Widodo C Putro
Widodo Cahyono Putro atau Widodo C Putro menjadi legenda Timnas Indonesia kelahiran 8 November 1970 yang berposisi sebagai penyerang. Masa keemasan Widodo C Putro bersama Timnas lahir seketika meraih prestasi di kancah internasional. Gol salto fenomenal miliknya saat melawan Kuwait di Piala Asia AFC 1996 dinobatkan sebagai gol terbaik. Selain itu prestasi terbaiknya ketika membawa Medali Emas SEA Games 1991 bersama Rocki Putiray, Aji Santoso hingga Robby Darwis.
Selain bersinar sebagai pemain, Widodo C Putro juga cemerlang menjadi asisten pelatih dan pelatih kepala ketika membesut Timnas Indonesia dan klub. Ia dipercaya menembus jajaran pelatih Timnas Indonesia kala berlaga di Pra Olimpiade, SEA Games dan Kualifikasi Piala Asia sejak 2008 silam.
Rocky Putirai
Rochi Melkiano Putirai menjadi legenda Timnas Indonesia yang lahir di Situbondo, 26 Juni 1970 yang berposisi sebagai penyerang khas agresif dan tajam. Tak heran bila salah satu klub ternama Prancis, Auxerre, pernah menaruh minat padanya. Meski pada akhirnya gagal trial di Prancis, nama Rochi bersama Timnas Indonesia cukup mengesankan dengan mengemas 41 caps dan 17 gol sejak 1991 sampai 2004.
Prestasi yang didapatkan pun cukup menakjubkan ketika membawa emas SEA Games 1991. Selain itu terdapat satu momen ikonik dari Rochi Putiray saat membobol dua kali (67’ dan 80’) ke gawang AC Milan kala bermain di klub Hongkong, Kitchee SC.
Disclaimer:
Sekadar menginformasikan, FanGir (PT Kios Gemar Kreasi) adalah perusahaan asal Indonesia yang beroperasi di industri ritel dan merchandise sejak tahun 2019. FanGir menghadirkan layanan dan pengalaman baru bagi Fans dalam menikmati produk memorabilia dan kolektibel yang berlisensi resmi. FanGir kini merupakan mitra resmi PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) untuk produk kartu Trading Card dan Jersey bertandatangan kompetisi BRI Liga 1 Indonesia musim 2021/2022, setelah sebelumnya menjadi mitra ekslusif merchandise PSM Makassar, dan Meranoia Festival.
*Nantikan rilisan produk terbaru dari www.fangir.com dengan tema legendary.